Gunungkidul, (kalaharinews.co) – Yayasan Yakkum Emergency Unit (YEU) Yogyakarta menggelar pertemuan koordinasi dengan para mitra dan stakeholder di Kabupaten Gunungkidul untuk membahas penguatan kerja sama berkelanjutan dalam penanggulangan bencana dan pengembangan kapasitas masyarakat. Agenda ini berlangsung pada Senin (17/11) di Hotel Santika, Logandeng, Playen.
Pertemuan tersebut diikuti oleh perwakilan pemerintah daerah, Anggota DPRD Komisi B, lembaga kemanusiaan, organisasi masyarakat, hingga relawan kebencanaan. Melalui forum lintas sektor ini, YEU mendorong sinergi berkelanjutan dalam upaya mitigasi dan penanganan risiko bencana, mengingat Gunungkidul termasuk wilayah yang memiliki potensi ancaman seperti kekeringan, tanah longsor, dan angin kencang.
Perwakilan YEU, Jesica Novia, menjelaskan bahwa kolaborasi multipihak menjadi kunci keberlanjutan berbagai program yang telah berjalan sekaligus perumusan strategi menghadapi tantangan kebencanaan di masa depan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kerja sama yang baik dengan pemerintah, komunitas, dan lembaga mitra sangat penting. Kami berharap pertemuan ini dapat memperkuat koordinasi serta menciptakan program yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Dalam forum tersebut, peserta melakukan evaluasi pelaksanaan program sebelumnya, pembaruan data kebencanaan, serta membahas peluang pengembangan program baru yang lebih inklusif. YEU juga menegaskan komitmen mendukung peningkatan kapasitas masyarakat desa agar mampu memperkuat kesiapsiagaan mandiri.
Jesica menjelaskan bahwa YEU terus mendorong inovasi di tingkat lokal dengan mengidentifikasi para inovator dari kelompok masyarakat untuk menghadirkan solusi berbasis kearifan lokal.
“Tujuannya ada peluang kerja sama antara inovator lokal dengan dinas, sehingga praktik-praktik inovasi penanggulangan bencana dan adaptasi perubahan iklim bisa berlanjut,” ujarnya.
Salah satu inovasi yang dikembangkan komunitas ialah pemanfaatan bambu Jawa sebagai “bumi” oleh Karang Taruna Prima Gadung untuk menanggulangi longsor melalui teknik “menjahit bumi” memakai bambu kering.
Selain itu, terdapat pelatihan kebencanaan dan permainan edukatif yang dikembangkan oleh kelompok inovasi lainnya sebagai upaya memperkuat pemahaman masyarakat dalam mitigasi bencana.
“Harapannya peluang kerja sama atau kolaborasi bisa mendukung keberlanjutan inovasi. Karena kami juga memiliki keterbatasan dukungan, sehingga jika ada kebijakan atau pendanaan dari desa maupun dinas tentu akan sangat membantu,” tambahnya.
Anggota DPRD Komisi B, Ery Agustin, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyambut baik langkah YEU. Menurutnya, pendampingan, pelatihan, serta pemetaan risiko yang telah dilakukan YEU selama ini sangat membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan bencana.
Melalui pertemuan koordinasi ini, YEU bersama para mitra berharap dapat memperkuat ketahanan masyarakat Gunungkidul secara berkelanjutan dan menciptakan lingkungan yang lebih tangguh terhadap ancaman bencana.














