Gunungkidul,(Kalaharinews.co)- Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) warga Padukuhan Pucangsari, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Gunungkidul, dilaporkan meninggal dunia setelah terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Bocah tersebut berinisial YO (12) sempat mengalami gejala demam tinggi sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
YO menjalani perawatan instesif di rumah sakit selama beberapa hari hingga akhirnya meninggal dunia pada Minggu (25/8) sore.
Menurut keterangan dari pihak keluarga, anak tersebut sempat tinggal di Padukuhan Jambedawe, Kalurahan Tambakromo, Kapanewon Ponjong bersama ibunya. Awalnya pada hari Rabu (21/8) YO hanya mengalami demam biasa yang kemudian diikuti dengan gejala lainnya seperti nyeri pada sendi dan pendarahan ringan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Awalnya cuma minta dikerokin dan karena kondisinya demamnya tidak turun kemudian hari Kamis kami bawa ke rumah sakit di daerah Wonogiri,” ujar ayah YO, Parno saat ditemui di rumah duka, Senin (26/8).
Parno menambahkan, setelah dari rumah sakit Wonogiri kemudian YO dibawa pulang. Namun karena tidak ada perkembangan kemudian oleh orang tua korban dibawa ke RSI Karangmojo, Gunungkidul.
“Di RSI dirawat tiga hari tiga malam dan oleh dokter divonis terkena demam berdarah,” ujar Parno.
Karena kondisinya semakin memburuk, akhirnya pihak RSI menyarankan untuk dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar.
“Akhirnya kami bawa ke rumah sakit Sardjito, Yogyakarta, namun Tuhan berkehendak lain, baru mau dipasang peralatan, kemudian meninggal,”kata Parno sambil terisak isak.
Setelahnya kemudian orang tua membawa jenazah anaknya ke rumah yang ada di Tambakromo kemudian dibawa ke rumah duka di Pucangsari, Candirejo, Semanu untuk kemudian dimakamkan.
Kasus meninggalnya bocah SD ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat agar tidak mengabaikan gejala demam berdarah dan segera mencari pertolongan medis jika menemukan tanda-tanda yang mencurigakan.