Iklan Header 3

Hardjono Menguri-Uri Tradisi Dengan Karya Nyentrik

- Reporter

Kamis, 14 Maret 2024 - 16:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Yogyakarta,(kalaharinews.co) – Siang hari, di warung sate kambing “Waru Dhoyong” Kotagede, awal Desember 2023. Jam makan siang, di sela penggarapan patung kapal dengan ketinggian 10 meter pesanan dari Gorontalo serta sebuah patung burung lambang Kota Bima, Nusa Tenggara Barat.

“Di usia Bapak yang 76 tahun ini, apakah tidak apa-apa kalau masih makan daging kambing?”

“Biasa saja. Saya tidak ada masalah dengan daging kambing. Juga gula.”

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hardjono, warga kampung Alun-alun, Kotagede, kelahiran tahun 1947. Semenjak usia anak-anak, ia telah tertarik dengan seni rupa, terutama seni patung.

Selepas tamat STM 2 Yogyakarta, jurusan mesin, ia bekerja sebagai pengrajin perak dan logam di Kotagede. Nyantrik di berbagai pengrajin logam.

Pada era 1970an, ia pindah ke Semarang. Bekerja di perusahaan pengerjaan kriya logam. Selanjutnya, berpindah ke Jakarta, mengerjakan berbagai proyek patung dari semen. Salah satunya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Hardjono memutuskan kembali ke Yogya pada era 1980an. Ia kemudian mendirikan sanggar “Lotus” yang menangani pengerjaan patung-patung dan relief berbahan semen.

Di era 1990an, ketika sanggar Lotus sudah bubar, Hardjono kembali menggarap kerajinan logam. Satu demi satu pesanan dikerjakan sendiri tanpa bendera kelembagaan.

Pada 8 Agustus 2017, bersama dengan Lanang Raharjo dan Nursih Basuki, ia mendirikan sanggar seni “URI-URI” KRIYA LOGAM. Melakukan pengerjaan seni kriya logam dalam bentuk patung dan relief dengan ukuran besar-besar.

Teknik yang digunakan Hardjono adalah tatah dan kentheng. Lembaran logam diletakkan di atas jabung, yang berfungsi sebagai bantalan, kemudian diukir dengan tatah.

Atau, lembaran logam diletakkan di atas kayu atau besi, kemudian dipukul-pukul hingga membentuk pola yang diinginkan.

Lembaran-lembaran logam, tembaga ataupun kuningan, yang telah berpola tersebut kemudian disatukan dengan rangka. Direkatkan dengan menggunakan las.

Saat ini, Hardjono dan sanggar URI-URI merupakan satu-satunya tempat kerajinan di Kotagede yang menangani patung dan relief logam ukuran besar yang menggunakan teknik tatah dan kentheng.

Sedangkan di Yogya, sepengetahuan Hardjono, hanya ada dua bengkel kerajinan yang menggunakan teknik tatah dan kentheng. Sanggar URI-URI merupakan salah satunya.

Karya-karya Hardjono, baik ketika sendiri ataupun dengan berbagai sanggar, telah tersebar dari Sumatera hingga Papua. Dari hiasan rumah tangga hingga patung di istana negara.

Di tiga istana kepresidenan di Indonesia terpasang patung-patung garuda Pancasila karya Hardjono dan teman-temannya, yakni di Istana Bogor, Istana Negara Jakarta, dan Gedung Agung (Istana Negara) Yogyakarta.

Saat ini, di Kotagede, menurut Hardjono, tidak banyak generasi muda yang tertarik terjun di bidang seni kriya logam, terutama relief dan patung ukuran besar. Para pekerja di sanggar URI-URI didominasi oleh orang tua.

Hardjono berharap ada bagian dari generasi muda yang mau berprofesi sebagai pengrajin kriya logam. Profesi tersebut memiliki prospek yang bagus. Akan semakin banyak dibutuhkan.

Selain itu, juga untuk meneruskan tradisi kerajinan logam di Kotagede. Sesuai dengan nama “uri-uri”, atau menguri-uri, yang berarti melestarikan. (Jimmy)

 

 

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Ketum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Tegaskan Jaga Integritas Organisasi
Kesatuan Dalam Keberagaman, Pilar Penting Keberlangsungan Indonesia
Pesan Dialog dan Perjumpaan Paus Fransiskus Dengan Imam Besar Masjid Istiqlal
Tiba Di Indonesia, Paus Fransiskus Disambut Anak Yatim Hingga Pengungsi
Kunjungan Paus Fransiskus Miliki Pesan Kuat Arti Pentingnya Merayakan Perbedaan  
Konkernas PWI 2024 Di Banjarmasin Tolak KLB Dan Tetap Akui Kepemimpinan Hendry Ch Bangun
Kabar Gempa Megathrust : BPBD Gunungkidul Minta Masyarakat Percaya Informasi Resmi BMKG
Satu Jamaah Haji Asal Gunungkidul Dirawat di Rumah Sakit, Alami Stroke 
Berita ini 148 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 30 September 2024 - 20:23 WIB

Ketum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Tegaskan Jaga Integritas Organisasi

Minggu, 29 September 2024 - 13:43 WIB

Kesatuan Dalam Keberagaman, Pilar Penting Keberlangsungan Indonesia

Jumat, 6 September 2024 - 01:31 WIB

Pesan Dialog dan Perjumpaan Paus Fransiskus Dengan Imam Besar Masjid Istiqlal

Rabu, 4 September 2024 - 17:20 WIB

Tiba Di Indonesia, Paus Fransiskus Disambut Anak Yatim Hingga Pengungsi

Rabu, 4 September 2024 - 16:58 WIB

Kunjungan Paus Fransiskus Miliki Pesan Kuat Arti Pentingnya Merayakan Perbedaan  

Kamis, 22 Agustus 2024 - 15:04 WIB

Konkernas PWI 2024 Di Banjarmasin Tolak KLB Dan Tetap Akui Kepemimpinan Hendry Ch Bangun

Kamis, 22 Agustus 2024 - 14:38 WIB

Kabar Gempa Megathrust : BPBD Gunungkidul Minta Masyarakat Percaya Informasi Resmi BMKG

Jumat, 21 Juni 2024 - 15:46 WIB

Satu Jamaah Haji Asal Gunungkidul Dirawat di Rumah Sakit, Alami Stroke 

Berita Terbaru