Iklan Header 3

Polemik Sampah di Obyek Wisata Pantai Belum Terselesaikan, Dinas: Petugas Kebersihan Terbatas

- Reporter

Senin, 22 April 2024 - 07:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gunungkidul,(kalaharinews.co) – Keluhan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Pantai Sadranan dan Drini, Gunungkidul terkait persoalan sampah nampaknya belum mendapat solusi. Mereka yang mengaku kerepotan dalam mengelola sampah harus bersabar terlebih dahulu menunggu arahan dari dinas yang menangani.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul, Hary Sukmono mengungatakan sudah ke lokasi melakukan pertemuan dengan pokdarwis Sadranan, Dinas Pariwisata dan juga berkomunikasi dengan pemerintah kalurahan setempat. Dinas sudah menyampaikan bahwa tenaga petugas kebersihan sangat terbatas.

“Personil DLH yang mengelola sampah seluruh wilayah kabupaten Gunungkidul kalau kita orientasi ke spot tertentu ini sangat mengganggu pos posisi yang lain. Maka pada waktu itu saya sampaikan dan kami ajak juga dari Dinas Pariwisata agar sampah itu menjadi tanggung jawab pokarwis,” jelasnya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hadirnya kelompok, menurut Hary, untuk ikut berperan di dalam proses pengelolaan sampah. Jadi pokdarwis dan anggotanya agar bisa memproses sampah tersebut, terutama memilahkan.

“Sampah yang paling utama adalah sampah kelapa muda itu kan berat, untuk bisa diproses seperti di tempat lain dibebankan ke penyedia kelapa muda. Sehingga sampahnya sangat minim, kalau tidak dipilah otomatis biaya sangat besar,” imbuhnya.

Hary menjelaskan pengelolaan sampah di pantai Drini pernah memproses untuk mengangkut, namun pokdarwis tidak mau. Artinya, pokdarwis bisa menyelesaikan masalah sendiri, sesuai dengan yang diharapkan.

“Baru pada proses-proses residunya sampah yang tidak bisa diolah kami yang tanggung jawab untuk mengangkut memproses lebih lanjut tapi bukan semuanya itu dibebankan kepada DLH,” paparnya.

Terkait kekurangan SDM, pihaknya belum ada wacana untuk pengajuan anggaran ataupun penambahan tenaga karena aturan pengadaan tenaga sangat terbatas, tidak seperti dulu.

“Kalau nanti kami mengadakan tenaga berarti kami ada pembiayaan kembali. Kemudian yang kedua armada, kami juga harus tambah lagi beban untuk negara, beban untuk daerah kalau nanti akan kita tambah-tambah terus. Anggaran ini juga harus menjadi pertimbangan kami,” tandasnya.

Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Gunungkidul, Eko Rustanto dari partai Demokrat mengatakan, terkait masalah pengelolaan sampah, harus segera mendapat solusi. Jika pokdarwis mengaku kerepotan, dinas selekasnya turun tangan untuk memberikan pemahaman. Dia tidak berharap konflik semacam ini berlarut-larut.

“Ini (sampah) masalah penting dan wajib terselesaikan cepat. Obyek wisata pantai jadi pemasok anggaran besar ke daerah,” tegasnya.

Eko menambahkan, pihakya akan membantu koordinasi dengan dinas terkait menyangkut penanganan sampah. Sehingga para pengunjung betul-betul nyaman jangan sampai pengunjung disuguhi dengan sampah-sampah yang berserakan.

Sebelumnya, pokdarwis Pantai Sadranan dan Drini mengeluhkan terkait permasalahan sampah selama ini. Mereka mengaku kerepotan mengelola sampah, lantaran tidak ada petugas kebersihan dari dinas yang berwenang. Bahkan sudah melakukan usulan ke dinas, namun juga belum ditanggapi.

Akhirnya mereka memutuskan untuk menglolanya sendiri, dengan menarik pungutan dari pelaku wisata. Akan tetapi dana yang terkumpul tidak bisa menyelesaikan sampah, karena tidak mencukupi. Dalam pengangkutannya ke TPAS menggunakan truk saja, menghabiskan dana jutaan rupiah. Padahal seminggu harus dua kali pengangkutan. Hal inilah yang kemudian membuat pokdarwis menggerutu.

 

 

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Libur Nasional dan Cuti Bersama, Layanan SIM Tidak Beroperasi! Berikut Jadwalnya 
Edu Expo 9.0 Dibuka, Persiapkan Masa Depan Hadapi Indonesia Emas 
Gunungkidul Punya Armada Damkar Baru, Diberi Nama Tokoh Pewayangan 
Wonosari Sumbang Angka Perceraian Tertinggi di Gunungkidul  
Kasus Perceraian di Gunungkidul Menurun 7,82 Persen pada Tahun 2024 
Fokus Masalah Ketahanan Pangan, Pemkal Giriasih Bangun Talud Jalan Usaha Tani
Pembangunan Kelok 18 Mulai Pengaspalan, Ditargetkan Rampung Oktober  
Pengerjaan JJLS Planjan Sudah Sampai Tahap Finishing 
Berita ini 120 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 23 Januari 2025 - 13:06 WIB

Libur Nasional dan Cuti Bersama, Layanan SIM Tidak Beroperasi! Berikut Jadwalnya 

Minggu, 19 Januari 2025 - 17:25 WIB

Edu Expo 9.0 Dibuka, Persiapkan Masa Depan Hadapi Indonesia Emas 

Selasa, 14 Januari 2025 - 20:49 WIB

Gunungkidul Punya Armada Damkar Baru, Diberi Nama Tokoh Pewayangan 

Selasa, 14 Januari 2025 - 15:12 WIB

Wonosari Sumbang Angka Perceraian Tertinggi di Gunungkidul  

Senin, 13 Januari 2025 - 20:37 WIB

Kasus Perceraian di Gunungkidul Menurun 7,82 Persen pada Tahun 2024 

Senin, 13 Januari 2025 - 13:19 WIB

Fokus Masalah Ketahanan Pangan, Pemkal Giriasih Bangun Talud Jalan Usaha Tani

Senin, 13 Januari 2025 - 13:16 WIB

Pembangunan Kelok 18 Mulai Pengaspalan, Ditargetkan Rampung Oktober  

Sabtu, 11 Januari 2025 - 13:21 WIB

Pengerjaan JJLS Planjan Sudah Sampai Tahap Finishing 

Berita Terbaru