Gunungkidul,(kalaharinews.co)- Serangan kera ekor panjang kembali menjadi momok bagi para petani. Primata ini kerap menyerang ladang-ladang pertanian, menyebabkan kerugian besar bagi para petani yang menggantungkan hidupnya pada hasil panen.
Salah satu petani SRW di Padukuhan Gaduhan, Kalurahan Hargosari, Kapanewon Tanjungsari, mengungkapkan kesulitannya dalam menghadapi serangan kera ini.
“Setiap hari kami harus berjaga di ladang untuk mengusir kera-kera itu. Mereka datang dalam jumlah besar, dan sulit untuk dihalau,” katanya, saat ditemui di rumahnya, Rabu (10/07).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bahkan ia harus mengalami insiden yang tak terduga. Insiden tersebut terjadi sekitar dua minggu yang lalu, saat ia hendak mengusir kera yang berada di ladang miliknya, dirinya justru terkena ledakan petasan yang ia rakit sendiri. Akibatnya dua jari tangannya terpaksa harus diamputasi dikarenakan mengalami luka berat akibat terkena ledakan petasan itu.
“Jari tengah diamputasi dan jari telunjuk dipotong satu ruas,” ujarnya.
Ia menceritakan awal mula kejadian tragis tersebut terjadi, bahwa sejak satu tahun terakhir dirinya fokus dalam bidang pertanian. Karena banyak kera ekor panjang, ia pun mempunyai inisiatif dengan membeli petasan dan kemudian membuka petasan tersebut dan diambil obatnya untuk dirakit menjadi petasan lempar.
“Saya beli lima dan saya buka kemudian dirakit kecil kecil agar supaya irit,” imbuhnya.
Namun nahas, saat hendak mengejar dan mengusir kera tiba tiba petasan yang ada di genggamannya tiba-tiba meledak dan melukai tangan kirinya.
“Sebenarnya waktu itu sudah dapat dua rakitan, namun karena melihat kera kemudian rakit lagi dan saat mengejar sambil bawa petasan rakitan, saat itulah insiden terjadi,” terangnya.
Setelah kejadian itu ia dibawa pihak keluarga ke rumah sakit. Ia berharap, serangan kera ekor panjang ini menjadi perhatian serius karena jika tidak segera ditangani, dapat mengancam keberlanjutan pertanian di wilayah terdampak. Para petani berharap solusi cepat dan efektif dapat segera diimplementasikan agar mereka bisa kembali fokus pada aktivitas pertanian tanpa rasa khawatir.