Gunungkidul,(kalaharinews.co) – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tengah mempersiapkan pembangunan lanjutan Alun-Alun Wonosari yang diharapkan dapat memberikan ruang publik yang lebih baik dan nyaman bagi masyarakat. Desain alun-alun yang baru ini mencakup berbagai elemen modern yang ramah lingkungan, serta meningkatkan fungsi sosial dan ekonomi kawasan tersebut.
Menurut Kepala Dinas DLH Gunungkidul, Antonius Hary Sukmono, pembangunan alun-alun yang dimulai pada tahun 2022 ini akan dilanjutkan pada tahun depan dengan penambahan fasilitas yang lebih lengkap, seperti area hijau, ruang terbuka.
“Di pinggiran Alun-alun tetap ditanami pepohonan hijau, kemudian pohon beringin di dalam tetap dipertahankan, sementara di area luar, nantinya akan dipasang bola-bola batu mengitari Alun-alun seperti yang dipasang di kawasan Tugu Tobong Siyono,”ujar Hary, Selasa (19/11).
ADVERTISEMENT
![ads](https://gawewebs.com/wp-content/uploads/2024/02/Gawewebs-IG1.png)
SCROLL TO RESUME CONTENT
Desain yang telah disiapkan mengusung konsep terbuka dengan banyak ruang hijau yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas. Selain itu, dengan adanya trotoar yang luas dan aksesibilitas yang lebih baik, diharapkan alun-alun ini menjadi tempat yang inklusif dan dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat.
“Masterplan sudah kami susun, untuk keberlanjutan penataan wajah Alun-alun Wonosari ini sedang dalam pembahasan bersama,” kata Harry Sukmono.
Hary menambahkan, estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program penataan Alun-alun mencapai Rp 6,3 miliar. Kedepannya pengerjaan proyek dibagi menjadi beberapa tahapan yang disesuaikan dengan kemampuan anggaran Pemkab Gunungkidul. Pembahasan bersama dengan DPRD dan pimpinan pemerintah lainnya juga masih terus dilakukan.
“Untuk pengerjaan ini masih dalam pembahasan bersama untuk menyepakati pekerjaan mana yang akan dilakukan di tahun 2025 mendatang,”paparnya
Sebagaimana diketahui, penataan alun-alun ini mempertimbangkan sejumlah hal. Salah satunya adalah kondisi tanah di alun-alun yang mengalami kekeringan ekstrim di musim kemarau dan saat musim hujan tanah tidak bisa menyerap air sehingga menyebabkan genangan.
Hal tersebut ditindak lanjuti dengan penataan alun-alun. Selain itu konsepnya juga untuk membuat ruang terbuka hijau di kawasan kota agar lebih asri. Disamping itu penataan Alun-alun Wonosari juga sebagai upaya pemerintah untuk mempertahankan predikat atau penghargaan Adipura yang sekitar 32 tahun didambakan.
“Adipura merupakan penghargaan yang membanggakan bagi Pemkab Gunungkidul. Salah satu upaya kami untuk mempertahankan predikat daerah yang bersih adalah dengan penataan alun-alun untuk memberikan ruang terbuka hijau,” tandasnya.