Gunungkidul,(kalaharinews.co) – Pemerintah Gunungkidul melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah mematok anggaran Rp 300 juta untuk distribusi air bersih. Langkah ini diambil sebagai upaya antisipasi kekurangan air yang kerap melanda sejumlah wilayah selama musim kemarau yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada September mendatang.
Kepala Pelaksana BPBD, Purwono, menyatakan dana tersebut akan digunakan untuk operasional pengiriman air bersih ke wilayah-wilayah yang paling terdampak kekeringan.
“Kalau tahun 2023 dari 18 Kapanewon hanya dua kapanewon yang tidak mengajukan permintaan droping air yaitu Kapanewon Playen dan Wonosari. Karena tahun kemarin adalah kemarau panjang,” katanya, Rabu (22/05).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Purwono menambahkan, saat ini sudah 1 kalurahan yang mengajukan permintaan droping air bersih, yaitu Kalurahan Giripangggung, Kapanewon Tepus. Selain itu beberapa Kapanewon juga kerap mengalami penurunan cadangan air tanah selama musim kemarau. BPBD juga bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk memastikan distribusi air berjalan lancar dan tepat sasaran.
“Kami juga mengimbau masyarakat untuk mulai melakukan penghematan air dan memanfaatkan sumber air yang ada dengan bijak dalam penggunaan air. Peran serta masyarakat sangat penting dalam menghadapi musim kemarau ini,” tambahnya.
Menurut Purwono, program droping air bersih ini akan berlangsung sepanjang musim kemarau, dengan jadwal pengiriman yang fleksibel menyesuaikan kebutuhan di lapangan.
“Kebutuhan akan menyesuaikan keadaan di lapangan, jika nanti memang kurang kita akan adakan perubahan untuk pengajuan droping air lagi,” jelasnya.
Langkah antisipatif ini diharapkan dapat mengurangi dampak buruk dari kekurangan air bersih, serta menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang terdampak.
“Kami berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait guna memastikan kebutuhan air bersih masyarakat terpenuhi selama musim kemarau ini,” tutupnya.