Gunungkidul,(kalaharinews.co) – Belakangan ini, gas elpiji 3 kilogram sulit dijumpai di sejumlah warung wilayah Kabupaten Gunungkidul. Sekalipun ada, hrganya mencapai Rp 27 ribu yang biasanya hanya Rp 20 ribu. Tentunya keluhan masyarakat semakin bermunculan. Seperti yang disampaikan penjual angkringan, Wasinem, warga Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari.
Ditemui di warungnya, Wasinem mengeluhkan kesulitan mendapatkan pasokan gas melon sejak beberapa hari ini. Bahkan setelah mencoba mencari ke beberapa agen penjualan gas pun tidak ditemukan.
“Sejak 3 hari ini saya sudah kehabisan gas dan beralih menggunakan arang untuk keperluan memasak soto, air dan gorengan,” katanya, Minggu (14/04).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menyampaikan, arang satu karung dibeli dengan harga 90 ribu, selama 3 hari sudah hampir habis. Warga berharap pemerintah untuk segera mengambil tindakan dalam menangani masalah ini.
“Kemarin itu ada yang beli harganya Rp 27 ribu, biasanya Rp 20 ribu atau Rp 21 ribu di warung, itu pun sekarang tidak ada kosong semua,” imbuhnya.
Sementara, Kepala Disperindag Kabupaten Gunungkidul, Kelik Yuliantoro menjelaskan, kelangkaan gas elpiji 3 Kg disebabkan oleh permintaan cukup tinggi beberapa hari ini di musim libur lebaran.
“Terutama wilayah wisata permintaan cukup meningkat signifikan. Beberapa pangkalan dibeli pedagang untuk dijual lagi,” katanya.
Selain itu naiknya harga gas elpiji menurut Kelik mengikuti permintaan pasar. Dari pantauan dinas para pedagang berani membeli tinggi untuk dijual lagi di daerah wisata. Karena kebutuhan gas meningkat drastis di daerah wisata.
“Sebenarnya untuk stok gas elpiji sudah kami tambah 10 persen,” tutupnya.