Gunungkidul,(kalaharinews.co) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gunungkidul, dr KH Asrofi angkat bicara terkait pernyataan sekaligus perayaan Idul Fitri yang dilaksanakan oleh Jamaah Aolia pimpinan KH Ibnu Hajar di Kapanewon Panggang. Salah satu poin yang disampaikan MUI yakni himbauan kepada warga masyarakat khususnya umat Islam harus menjaga kerukunan dan persatuan.
Melalui keterangan resmi vidio yang dibuat pada Jumat (05/04/2024), dr KH Asrofi menyatakan perayaan Idul Fitri yang dilaksanakan Jamaah Aolia lebih awal merupakan metodologi keyakinan yang tidak bisa diperbincangkan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Beliau menyatakan telah telpon atau mungkin maksudnya komunikasi terhadap Allah SWT. Menurut kami itu tidak wajar dan tidak rasional. Bukan bermaksud menyalahkan atau menganggap bahwa yang bersangkutan tidak benar,” terang Asrofi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Oleh karena itu jika ada yang mengikuti pelaksanaan idul Fitri Jamaah Aolia maka menurut Ketua MUI itu adalah urusan masing-masing. Asrofi menghimbau bahwa sebagian besar Islam Gunungkidul merayakan idul Fitri kemungkinan besar akan bersamaan.
“Pemerintah, Muhamadiyah dan NU kemungkinan akan merayakan idul Fitri bersama pada hari Rabu tanggal 10 April. Jika berkeyakinan seperti itu (Idul Fitri pada Jumat 05 April 2024) maka itu urusan Mbah Benu,” katanya.
MUI mempunyai pendapat bahwa masyarakat harus menjaga toleransi kerukunan dan menjaga persatuan kesatuan.
“Masyarakat Gunungkidul adalah masyarakat yang guyub rukun, masyarakat yang toleran mengutamakan persatuan kesatuan, mengutamakan keamanan ketertiban,” pungkasnya.