Masjid Asy-Syukur: Jejak Sejarah Giriasih

- Reporter

Sabtu, 22 Maret 2025 - 06:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gunungkidul,(kalaharinews.co) – Masjid Asy-Syukur adalah salah satu masjid kuno yang terletak di Padukuhan Trasih, Kalurahan Giriasih, Kapanewon Purwosari, Kabupaten Gunungkidul. Masjid ini berdiri di atas tanah Sultan Ground (SG) dan memiliki nilai sejarah yang erat dengan perkembangan wilayah sekitar. Sebelumnya, di lahan sekitar masjid juga pernah berdiri Pasar Jaha dan Sekolah Ongko Loro (Sekolah Kasultanan), yang kini menjadi SD Giriasih (dulu bernama SD Trasih).

Asal-Usul Pendirian

Masjid Asy-Syukur didirikan oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, pada hari Jumat Wage, tahun 926 H (1505 M). Awalnya, masjid ini berbentuk gubuk sederhana yang terbuat dari bambu dengan atap ilalang. Namun, pada masa itu, warga setempat belum menggunakannya untuk salat karena menganggapnya sebagai tempat keramat.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Keistimewaan masjid ini terlihat dari beberapa peninggalan sejarah yang ditemukan di sekitarnya, seperti batu bata merah bergambar denah bangunan masjid serta dua mustaka (mahkota atap) yang terbuat dari gerabah. Salah satu mustaka ini dikabarkan hilang secara misterius, sementara yang satu lagi masih ada hingga kini.

“Saat pertama kali dibangun, masjid ini berdiri di dekat Pasar Jaha, sebuah pasar tradisional yang dahulu terletak di depan masjid. Namun, pasar tersebut kini telah hilang, dan lahannya digunakan sebagai bangunan TK,” ujar Takmir Masjid  Edys Setyawan.

Edys menambahkan, pada tahun 1982, Masjid Asy-Syukur mengalami pembangunan kembali secara swadaya oleh masyarakat. Sejak saat itu, masjid ini telah mengalami tiga kali renovasi dan mulai difungsikan sebagai tempat ibadah serta pusat kegiatan sosial dan keagamaan.

Dengan letaknya yang strategis di simpang empat Dusun Trasih, Desa Giriasih, Masjid Asy-Syukur tidak hanya menjadi saksi sejarah perkembangan Islam di Gunungkidul, tetapi juga terus berperan sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi masyarakat sekitar.

Sementara itu, Lurah Giriasih mengatakan Masjid Asy-Syukur memiliki keterkaitan erat dengan berdirinya Kalurahan Giriasih.

Ia menceritakan, pada akhir abad ke-15, saat Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran, banyak keturunannya menyebar ke berbagai daerah. Salah satu tokoh penting di Trasih adalah Raden Wonoboyo, keturunan Prabu Brawijaya V. Sebelum melanjutkan perjalanannya, ia memberikan mandat kepada Ki Trobongso untuk mengelola wilayah ini.

Konon, Masjid Asy-Syukur ditemukan oleh Ki Mudin, seorang tokoh yang menerima tanah sesigar semongko dari Ki Trobongso. Saat membersihkan lahan tersebut, ia menemukan bangunan kecil berbahan kayu dan bata merah yang diyakini sebagai peninggalan Sunan Kalijaga.

Ki Mudin kemudian melaporkan temuannya kepada Ki Trobongso dan kerabatnya. Dalam musyawarah, ia mengusulkan nama “Tlasih” untuk wilayah tersebut, berasal dari bahasa Jawa Tilase Isih, yang berarti “peninggalan yang masih ada,” merujuk pada masjid peninggalan Sunan Kalijaga.

Menariknya, penyerahan tanah kepada Ki Mudin juga terjadi pada Jumat Wage, hari yang sama dengan pendirian Masjid Asy-Syukur. Setelah menerima tanah tersebut, Ki Mudin dan keluarganya menetap di wilayah ini, sementara Ki Trobongso mempercayakannya untuk memimpin daerah tersebut.

“Masjid ini menjadi titik awal perkembangan Giriasih. Dari tempat ibadah ini, muncul komunitas masyarakat yang berkembang menjadi perkampungan hingga akhirnya menjadi bagian dari wilayah administratif yang kini dikenal sebagai Kalurahan Giriasih,” jelas Suwitana.

 

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Halalbihalal dan Makna Berbagi Dengan Ketulusan Dalam Halalbihalal
Upacara Tawur Agung Kesanga Jelang Nyepi
Jelang Nyepi, Umat Hindu Klaten Gelar Upacara Melasti
Kapanewon Purwosari Gelar Malam Tirakatan Peringati Hari Jadi Daerah Istimewa Yogyakarta ke-270
Rabu Abu Awali Masa Prapaskah, KAS Ajak Umat Katolik Laksanakan APP
Perayaan Cap Go Meh di Gondomanan Sukses Menyita Perhatian Masyarakat
Wujud Rasa Syukur, Warga Ngestirejo Gelar Nyadran di Pantai Krakal 
Dua Padukuhan di Tepus Adakan Prosesi Nyadran di Pantai Sadranan
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 9 April 2025 - 20:37 WIB

Halalbihalal dan Makna Berbagi Dengan Ketulusan Dalam Halalbihalal

Jumat, 28 Maret 2025 - 15:14 WIB

Upacara Tawur Agung Kesanga Jelang Nyepi

Jumat, 28 Maret 2025 - 05:40 WIB

Jelang Nyepi, Umat Hindu Klaten Gelar Upacara Melasti

Sabtu, 22 Maret 2025 - 06:52 WIB

Masjid Asy-Syukur: Jejak Sejarah Giriasih

Kamis, 13 Maret 2025 - 20:09 WIB

Kapanewon Purwosari Gelar Malam Tirakatan Peringati Hari Jadi Daerah Istimewa Yogyakarta ke-270

Rabu, 5 Maret 2025 - 15:19 WIB

Rabu Abu Awali Masa Prapaskah, KAS Ajak Umat Katolik Laksanakan APP

Kamis, 13 Februari 2025 - 14:38 WIB

Perayaan Cap Go Meh di Gondomanan Sukses Menyita Perhatian Masyarakat

Minggu, 10 November 2024 - 15:54 WIB

Wujud Rasa Syukur, Warga Ngestirejo Gelar Nyadran di Pantai Krakal 

Berita Terbaru

peristiwa

Mayat Laki-laki Ditemukan Mengapung di Pantai Peyuyon

Kamis, 17 Apr 2025 - 18:47 WIB

Daerah

PDAM Tirta Handayani Gelar Workshop Budaya Pelayanan Prima

Selasa, 15 Apr 2025 - 14:06 WIB