Gunungkidul,(kalaharinews.co) – Obyek wisata minat khusus, Air Terjun Sri Gethuk kini kondisinya sungguh memprihatinkan. Sejumlah sarana dan prasarana penunjang pariwisata mengalami kerusakan. Hal tersebut diyakini menjadi salah satu faktor sepinya pengunjung belakangan ini.
Tempat piknik yang berada di Kalurahan Bleberan, Kapanewon Playen, Gunungkidul mengalami keterpurukan semenjak diterjang badai Cempaka beberapa tahun lalu. Bencana hebat menggulung sarana penunjang wisata, seperti tempat duduk pengunjung, toilet, dermaga kecil dan perahu diesel.
Sebelumnya, Sri Gethuk menjadi tujuan utama wisatawan lokal maupun manca. Keindahan air terjun juga sungai Oya sangat ciamik untuk dikunjungi. Untuk menuju ke lokasi air terjun, pengunjung bisa berjalan kaki melalui jalan setapak. Pun demikian, pengunjung bisa naik perahu yang sudah disiapkan pengelola.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat itu perahu diesel berjumlah 3 unit hasil bantuan dari pemerintah, namun setelah badai Cempaka hanya tersisa 1 unit saja. Perahu lainnya rusak parah. Kondisi tersebut belum mendapat sentuhan tangan dari pemerintah kabupaten ataupun provinsi. Meskipun setiap karcis pengunjung yang masuk, sebagian persennya disetor ke pemerintah.
Seorang pengelola Sri Gethuk, Handoyo mengatakan keterpurukan terasa setelah badai Cempaka disusul Covid 19. Pengunjung semakin menyusut, sehingga banyak crew pengelola yang memilih jalur lain agar bisa bertahan hidup. Bekerja mulai dari kuli batu, kuli kayu hingga merantau ke kota.
“Terpaksa pada berhenti dan bekerja lain karena Sri Gethuk sudah tidak bisa dijagakan hasilnya,” katanya, Senin (24/09).
Pengunjung sekali dua kali berwisata saat hari libur atau akhir pekan. Itupun pengunjung lokal saja, luar kabupaten sudah jarang mendatangi. Menurutnya, sebagian pengunjung menyayangkan sarana dan prasarana rusak serta perahu yang hanya 1 unit. Padahal, perahu diesel menjadi ketertarikan pengunjung untuk menaiki menuju air terjun.
“Semoga pemerintah mendengar keluhan ini, dan segera melihat lokasi baiknya mana saja yang perlu diperbaiki,” pintanya.
Kondisi obyek wisata yang kurang terurus ini bisa dilihat dari tulisan Sri Gethuk di gapura TPR. Copot dan tidak diperbaiki.
Pengelola lainnya, Win menambahkan harapannya agar sarana dan prasarana penunjang wisata Sri Gethuk segera mendapat perbaikan. Masyarakat bisa menggantungkan hidup lagi seperti awal-awal dulu. Secara penghasilan cukup untuk kebutuhan ekonominya.
“Penambahan perahu, juga pembaruan kios kuliner dan halaman sangat perlu. Sekarang ini kondisinya benar-benar parah,” jelas dia.
Dengan adanya rehab ulang tersebut, dia bersama pengelola lain meyakini Sri Gethuk akan ramai pengunjung. Secara otomatis juga, PAD Gunungkidul ikut meningkat.