Gunungkidul,(kalaharinews.co)- Beredar kabar di media sosial yang menyeret nama Pondok Pesantren Ansharullah Gunungkidul terkait penahanan ijazah Sekolah Dasar (SD) salah satu murid bernama Muh. Khairil Gibran.
Mendengar kabar tersebut Pengasuh Pondok Ansharullah , Abu Ibrahim Fauzan lantang membantah. Abu Ibrahim Fauzan mengaku bahwa Ponpes Ansarullah tidak pernah sama sekali menahan ijazah murid. Berdasarkan surat pernyataan SD II Waladun Sholihun, memang ada 6 anak yang belum menerima ijazah hal tersebut dikarenakan belum melakukan cap tiga jari.
“Ijazah belum diberikan ke yang bersangkutan lantaran belum lengkapnya cap tiga jari tidak ada unsur apapun yang bermakna mempersulit ataupun menyembunyikan ijazah yang bersangkutan,”ujarnya Rabu (24/07).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Abu Ibrahim menambahkan, ijazah dari anak tersebut sepenuhnya wewenang intern pihak sekolah.
“Dan pesantren tidak berhak untuk membuat kebijakan ataupun menekan kepada pihak sekolah dalam bentuk apapun,” tegasnya.
Terkait dengan rencana pihak keluarga murid untuk menjemput putra-putranya, Pondok Pesantren mengaku tidak akan menghalangi ataupun melarang.
“Ini sudah kami sampaikan kepada orang tuanya, dan sudah kita persilahkan untuk dijemput, namun tidak ada respon dari pihak orang tua untuk segera dijemput,” imbuhnya.
Atas tuduhan seperti berita yang beredar di media sosial, pihak pondok pesantren meminta kepada pihak terkait untuk meminta maaf kepada keluarga besar Ponpes Ansharullah dan mengembalikan nama baik ponpes yang diakui telah dirusak di hadapan wali santri dan Masyarakat luas.
“Jika tidak maka kami akan tempuh jalur hukum,” kata Abu.