Gunungkidul,(kalaharinews.co) – Di tengah gemerlapnya perayaan Idul Fitri yang penuh dengan suka cita, tradisi sungkem masih tetap lestari di hati masyarakat Indonesia. Meskipun zaman terus berubah kea rah modern dan budaya berkembang, sungkem tetap dipegang erat sebagai bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri.
Tradisi sungkem, yang merupakan ungkapan rasa hormat dan permohonan maaf kepada orang tua, kerabat dan tetangga, menjadi momentum yang dinanti-nantikan setiap tahunnya. Dengan penuh keikhlasan, anak-anak dan cucu-cucu bertatap muka dengan para orang tua dan menyampaikan permohonan maaf serta doa untuk kebahagiaan dan keselamatan di masa depan.
Di tengah arus modernisasi, tradisi sungkem masih menjadi perekat yang kuat dalam mempertahankan hubungan kekeluargaan dan kebersamaan. Meskipun teknologi memudahkan komunikasi jarak jauh, tak ada yang dapat menggantikan kehangatan dan kebersamaan saat bersama keluarga secara langsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Masyarakat Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, terus memelihara nilai-nilai luhur ini, menjadikannya bagian integral dari budaya dan identitas mereka. Dengan mengikuti tradisi sungkem, mereka mengingatkan diri sendiri akan pentingnya menghargai dan merawat hubungan antarmanusia, serta mempererat ikatan keluarga yang telah terjalin selama berabad-abad.
Tradisi sungkem di Hari Raya Idul Fitri bukan sekadar ritual formalitas, melainkan cermin dari kekayaan budaya dan kearifan lokal yang terus dijaga dan dilestarikan. Sebagai bangsa yang kaya akan tradisi, Indonesia terus menunjukkan bahwa di balik kemajuan zaman, nilai-nilai kebersamaan dan hormat kepada sesama tetap menjadi landasan yang tak tergoyahkan.