Iklan Header 3

Nasib Buruk Petani Tadah Hujan, Gagal Panen Padi Akibat Kekurangan Air

- Reporter

Jumat, 19 April 2024 - 07:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gunungkidul,(kalaharinews.co) – Ratusan petani tadah hujan di Kalurahan Banaran, Kapanewon Playen, Gunungkidul gagal panen padi musim ini. Hasil tanaman di ladang miliknya tidak sesuai dengan tahun sebelumnya. Bahkan kegagalan mencapai 80 persen dari luas lahan yang dikelola.

Salah satu petani tadah hujan, Saman, warga Padukuhan Banaran IX mengaku dari lahan 2 petak yang dikelola hanya bisa mendapat hasil 2 karung ukuran 50 Kg saja. Dibanding modal yang dikeluarkan bisa dibilang tidak mendekati sama sekali.

“Benih beli, pupuk beli tapi hasilnya seperti ini. Mungkin ini ujian dari Allah,” katanya, Jumat (19/04).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Musim sebelumnya, dia mendapatan hasil panen sebanyak 12 karung ukuran 50 Kg. Tentunya dengan system pengelolaan yang sama, yaitu jenis benih dan pupuk kimia yang tidak berbeda.

“Jenis padi 64, pupuknya phonska. Semuanya beli dengan anggaran yang tidak sedikit bagi kami,” ungkap Saman.

Ia menambahkan, kondisi gagal panen tidak hanya dirasakan sendiri. Hampir keseluruhan petani tadah hujan di sekitarnya tidak panen padi sama sekali. Hal itu lantaran minimnya hujan di wilayah tersebut.

“Semua petani tadah hujan gagal panen. Awal tanam hujan deras, padi tumbuh subur. Tapi pas waktu merkatak, tidak ada hujan. Akhirnya semua padi gabuk atau tidak berisi. Cuma panen damen saja,” jelasnya.

Ungkapan senada juga disampaikan petani tadah hujan lainnya, Purwo Widodo. Menurutnya iapun bernasib sama seperti Saman. Hasil panen yang didapatkan musim ini tidak semaksimal musim lalu. Jika dirupiahkan, terlampau jauh dari modal yang sudah dikeluakan.

“Musim sekarang memang curah hujan sulit ditebak. Kita memohon kepada dinas untuk memberikan solusi bagi kami (petani tadah hujan) agar bisa maksimal panen,” terang dia.

Purwo Widodo pun menerangkan tidak hanya padi yang gagal panen, melainkan jagung juga bernasib sama. Biasanya bisa panen jagung dengan hasil maksimal dan ukuran besar, namun saat ini ukuran jagung kecil tidak berisi. Diduga kondisi seperti ini disebabkan lantaran minimnya curah hujan.

“Hujan tidak turun saat tanaman sudah subur, juga ada hama ulat,” tutupnya.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Pemkab Gunungkidul Jalin Kerjasama untuk Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi RDF
Libur Nasional dan Cuti Bersama, Layanan SIM Tidak Beroperasi! Berikut Jadwalnya 
Edu Expo 9.0 Dibuka, Persiapkan Masa Depan Hadapi Indonesia Emas 
Gunungkidul Punya Armada Damkar Baru, Diberi Nama Tokoh Pewayangan 
Wonosari Sumbang Angka Perceraian Tertinggi di Gunungkidul  
Kasus Perceraian di Gunungkidul Menurun 7,82 Persen pada Tahun 2024 
Fokus Masalah Ketahanan Pangan, Pemkal Giriasih Bangun Talud Jalan Usaha Tani
Pembangunan Kelok 18 Mulai Pengaspalan, Ditargetkan Rampung Oktober  
Berita ini 137 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 4 Februari 2025 - 13:59 WIB

Pemkab Gunungkidul Jalin Kerjasama untuk Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi RDF

Kamis, 23 Januari 2025 - 13:06 WIB

Libur Nasional dan Cuti Bersama, Layanan SIM Tidak Beroperasi! Berikut Jadwalnya 

Minggu, 19 Januari 2025 - 17:25 WIB

Edu Expo 9.0 Dibuka, Persiapkan Masa Depan Hadapi Indonesia Emas 

Selasa, 14 Januari 2025 - 20:49 WIB

Gunungkidul Punya Armada Damkar Baru, Diberi Nama Tokoh Pewayangan 

Selasa, 14 Januari 2025 - 15:12 WIB

Wonosari Sumbang Angka Perceraian Tertinggi di Gunungkidul  

Senin, 13 Januari 2025 - 20:37 WIB

Kasus Perceraian di Gunungkidul Menurun 7,82 Persen pada Tahun 2024 

Senin, 13 Januari 2025 - 13:19 WIB

Fokus Masalah Ketahanan Pangan, Pemkal Giriasih Bangun Talud Jalan Usaha Tani

Senin, 13 Januari 2025 - 13:16 WIB

Pembangunan Kelok 18 Mulai Pengaspalan, Ditargetkan Rampung Oktober  

Berita Terbaru