DIY,(kalaharinews.co) – Para kardinal telah menyepakati pelaksanaan konklaf, pemilihan paus, akan mulai dilaksanakan pada hari Rabu pekan depan (07/05). Berdasarkan pers rilis KBRI untuk Vatican yang diterima redaksi kalaharinews, Senin (28/04) disebutkan, kesepakatan tersebut diambil oleh 180 kardinal dari 252 kardinal yang berasal dari 90 negara.
Sesuai ketentuan Konstitusi Apostolik, hanya kardinal yang berusia 80 tahun ke bawah yang menjadi kardinal elektor , yang memiliki hak pilih dan dipilih. Maka, dari 252 kardinal di dunia, ada sejumlah 135 kardinal yang akan menjadi kardinal elector. Termasuk Ignatius Kardinal Suharyo dari Indonesia yang saat ini berusia 74 tahun.
Dari 135 kardinal elektor, sebanyak 110 kardinal dipilih oleh Paus Fransiskus selama 12 tahun masa kepausannya; yang dipilih Paus Yohanes Paulus II tersisa 6 kardinal. Sedangkan yang dipilih Paus Benediktus XVI masih ada 24 kardinal.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sesuai dengan Konstitusi Apostolik, seorang kardinal akan terpilih sebagai paus bila mendapat dukungan 2/3 dari jumlah kardinal elektor. Konklaf akan diselenggarakan di Kapel Sistina, Vatikan. Setiap hari, akan dilakukan dengan empat kali pemungutan suara, yakni dua kali pada pagi dan dua kali pada siang hari sampai terpilihnya Paus yang baru.
Kardinal Suharyo, Pemimpin Umat Katolik Indonesia Asal Bantul
Kardinal Suharyo menjadi salah satu kardinal yang memenuhi syarat untuk mengikuti konklaf7 Mei 2025 mendatang. Kardinal Ignatius Suharyo lahir di Sedayu, Bantul, Yogyakarta, pada 9 Juli 1950 dari pasangan suami istri Florentinus Amir Hardjodisastra, dan Theodora Murni Hardjadisastra. Kakak Suharyo, yakni RP. Suitbertus Ari Sunardi OCSO, adalah rahib imam di Pertapaan Santa Maria Rawaseneng di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Sementara dua orang saudarinya menjadi biarawati, yakni Suster Christina Sri Murni, FMM dan Suster Maria Magdalena Marganingsih, PMY.
Kardinal Ignatius Suharyo menjalani pendidikan dasar di SD Kanisius, Gubuk, Sedayu, dan pada kelas IV Ia pindah ke SD Tarakanita, Bumijo, Yogyakarta. Kemudian, Kardinal Suharyo melanjutkan pendidikannya di Seminari Kecil Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sejak tahun 1961.
Kardinal Suharyo ditahbiskan menjadi Imam katolik pada 26 Januari 1976 oleh Justinus Kardinal Darmojuwono di Kapel Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Sleman.
kemudian, pada 22 Agustus 1997, Paus Yohanes Paulus II mengangkat Suharyo menjadi Uskup Agung Semarang. Selama masa kepemimpinannya di Semarang, Kardinal Suharyo berfokus pada pendidikan, penguatan iman umat, dan pelayanan kepada kaum miskin dan marjinal.
Pada 28 Juni 2010, Kardinal Suharyo resmi menggantikan Kardinal Julius Darmaatmadja SJ sebagai Uskup Agung Jakarta. Selama memimpin Keuskupan Agung Jakarta, Kardinal Suharyo memperkenalkan berbagai program pastoral yang memprioritaskan pendidikan dan perawatan kesehatan untuk umat, serta aktif dalam dialog antaragama. (Wempi Gunarto)