Kota Yogyakarta, (kalaharinews.co) – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) resmi menutup total akses kendaraan yang melewati Plengkung Nirbaya, yang juga dikenal sebagai Plengkung Gading, mulai Sabtu (15/03) sampai dengan waktu yang belum ditentukan. Keputusan ini diambil setelah evaluasi terhadap uji coba Sistem Satu Arah (SSA) beberapa hari sebelumnya menunjukkan bahwa kondisi struktur bangunan Plengkung Nirbaya saat ini berpotensi membahayakan keselamatan pengendara.
Dalam kterangan tertulis yang diterima kalaharinews.co, penutupan akses jalan yang melewati Plengkung Nirbaya dilakukan untuk memberikan ruang dan waktu bagi tim konservasi melakukan pemetaan kondisi serta potensi kerusakan Plengkung Nirbaya. Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menjelaskan bahwa langkah ini tidak hanya sebagai upaya penyelamatan struktur bangunan, tetapi juga sebagai bentuk mitigasi terhadap keselamatan manusia dan kendaraan yang melintas.
“Tidak hanya sebagai upaya mitigasi terhadap penyelamatan Plengkung Nirbaya saja, namun juga mitigasi terhadap keselamatan manusia dan kendaraan yang sangat mungkin terdampak dari kerentanan Plengkung Nirbaya tersebut. Sehingga perlu dilakukan antisipasi terhadap potensi kejadian yang tidak diinginkan,” kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penutupan akses yang terkesan mendadak ini dilakukan atas dasar terlihatnya indikasi dampak yang muncul akibat tekanan usia struktur, pembangunan, dan lingkungan. Terlebih setelah dilakukan pemantauan dan penanganan benteng sejak tahun 2015 sampai sekarang, ditemukan bahwa akumulasi dampak yang muncul lebih parah daripada yang diperkirakan.
Menurut Dian, potensi kerusakan yang terdokumentasi adalah penurunan bangunan sampai 10 cm. Meskipun sudah ditangani, namun belum mampu secara maksimal menghentikan laju penurunan di masa berikutnya. Selain itu muncul keretakan vertikal dan horizontal di sepanjang dinding dan sambungan struktur dan bagian lantai. Pun, terdapat potensi pengeroposan di dalam struktur bangunan akibat sistem jaringan drainase hujan yang dimiliki bangunan belum mampu berfungsi secara maksimal.
“Bahwa benar bangunan tersebut secara umum masih terlihat utuh namun terdapat kerentanan yang sangat tinggi. Kerentanan ini tidak bisa hanya dikondisikan pada faktor-faktor yang membebaninya saja tetapi perlu dilakukan upaya penyelamatan terhadap struktur bangunan itu sendiri,” tutur Dian.
Plengkung Gading merupakan bagian integral dari benteng Keraton Yogyakarta yang selesai dibangun pada tahun 1767. Selain sebagai elemen sejarah dan budaya, bangunan ini juga berfungsi sebagai akses lalu lintas antara sisi selatan dan utara kota. Penutupan akses ini mempengaruhi mobilitas warga dan pelaku usaha di sekitarnya. Beberapa pedagang dan juru parkir mengeluhkan penurunan pendapatan akibat berkurangnya jumlah pengunjung dan kendaraan yang melintas.
Meskipun penutupan menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian pihak, langkah ini dianggap perlu demi menjaga keselamatan dan melestarikan warisan budaya.
“Ya, gimana lagi, kit amanut aja. Daripada terjadi apa-apa,” pungkas Lastri, warga yang tinggal di dekat Plengkung Nirbaya. (Wempi Gunarto)