Gunungkidul,(kalaharinews.co) – Situs Plembutan merupakan reruntuhan bangunan candi yang berasal dari periode klasik atau Hindu Budha Indonesia yang ditemukan di Kabupaten Gunungkidul.
Jejak jejak peradaban masa Hindu-Budha di Gunungkidul memang terbilang langka dibandingkan temuan-temuan dari masa prasejarah.
Terdata hanya ada dua reruntuhan bangunan candi yang ada di wilayah ini yaitu situs Plembutan dan candi Risan. Keduanya diduga berasal dari abad ke 6 hingga ke 10 Masehi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Candi Plembutan terletak di Padukuhan Plembutan Timur, Kalurahan Plembutan, Kapanewon Playen.
Tim Ahli Cagar Budaya (TAC ) Gunungkidul, Ari Kristian, mengatakan, berdasarkan naskah kajian, candi Plembutan pertama kali tercatat dalam inventarisasi Kepurbakalaan Kecamatan Playen Gunungkidul tahun 1985. Sebelumnya pada tahun 1982 juga pernah dilakukan kegiatan pemetaan di situs Plembutan.
Candi Plembutan merupakan struktur bangunan berbahan batu putih yang hanya meninggalkan bagian dasar atau pondasinya saja. Berdasarkan struktur pondasi (kaki candi) yang tersisa, denah Candi Plembutan berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 13 meter x 13 meter dengan arah hadap ke Barat.
“Penelitian arkeologi di Candi Plembutan berupa kegiatan ekskavasi dilakukan pada tahun 1997 dan 2000,” terang Ari.
Dari hasil ekskavasi pada tahun 1997 dijumpai adanya sumuran yang berada di bagian tengah struktur berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 2,5 meter x 2,5 meter yang kedalamannya belum diketahui.
Keberadaan temuan lima buah umpak diduga bentuk arsitektur Candi Plembutan menggunakan bahan dari kayu pada bagian tubuh hingga atap candi dan bahan batu putih pada bagian kaki candinya. Temuan berupa batu atap pagar memberikan indikasi adanya pagar (selasar) keliling. (SPSP, 1997 & 2000).
Berdasarkan temuan hasil ekskavasi memberikan informasi bahwa pendukung
budaya serta latar belakang keagamaan Candi Plembutan masa itu adalah Hindu. Data artefaktual yang dijumpai berupa fragmen Yoni, fragmen arca Dewa Siwa membawa trisula,
fragmen arca Agastya dari batu putih, makara, prabha, dan gerabah.
“Selain itu temuan data artefaktual yang menarik dari Candi Plembutan adalah adanya penggunaan bahan yang beraneka ragam seperti batu putih, batu andesit, perunggu, dan tanah liat,” tutupnya.