Sleman, (kalaharinews.co) – Kehidupan manusia memiliki ruang dan waktu yang unik, yang sangat terkait dengan konsep “Pohon Kehidupan”. Dengan memahami Pohon Kehidupan, membuat manusia lebih menghargai nilai kehidupan yang lebih besar dan mendalam, serta memperkuat hubungan manusia dengan alam, spiritualitas, dan sesama.
Hal itu disampaikan R. Ng. Hj. Susilawati Susmono, dalam kuliah umum #2: “Serat Holistik Kehidupan dalam Hidup dan Kehidupan” yang berlangsung di Museum Serat Holistik Kehidupan Susilawati Susmono, Kabupaten Sleman beberapa waktu lalu.
“Pohon Kehidupan menggambarkan kesatuan yang saling terhubung antara manusia dengan alam dan Tuhan,” jelas susilawati.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Seperti halnya akar yang menghubungkan pohon dengan bumi, setiap individu juga memiliki akar yang menghubungkannya dengan nilai-nilai spiritual dan ekologi kehidupan. Pohon ini bisa dilihat sebagai simbol dari kehidupan yang berkelanjutan dan terhubung dengan alam semesta.
Mengutip Serat Sastra Gending dari Sultan Agung Hanyakrakusuma yang mendeskripsikan tentang kemenyatuan, Susilawati menjelaskan, dalam kehidupan, manusia membutuhkan nilai yang seimbang, antara aspek spiritual dan ekologi, untuk mencapai keharmonisan dalam hidup dan kehidupan. Oleh karena itu diperlukakan salikin (proses naik) dan majdzubin (proses turun) dalam mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan melalui petunjuk Ilahi.
Berdasarkan pengalamannya menggeluti Kajian Serat Holistik Kehidupan, Susilawati mengungkapkan, Serat Holistik dalam Hidup dan Kehidupan mencakup aspek Fisik Jasmaniah, Mental dan Emosional, Spiritual dan religiositas.
Aspek Fisik Jasmaniah mencakup Kesehatan tubuh berpengaruh pada keseimbangan hidup. Pola makan, olahraga, dan istirahat yang cukup menjaga kebugaran.
Aspek Mental dan Emosional mencakup Kesehatan mental dan emosional yang baik mendukung kesejahteraan hidup. Pola pikir positif dan manajemen stres sangat penting.
Aspek Spiritual berkait dengan Keyakinan, nilai-nilai, dan makna hidup membentuk keseimbangan batin. Koneksitas antara diri sendiri dengan sesuatu yang lebih besar antara lain dengan filosofi, religiositas dan alam semesta.
Aspek Sosial berkait dengan Hubungan dengan keluarga, teman, dan masyarakat membentuk dukungan emosional. Interaksi sosial yang sehat memperkuat rasa kebersamaan dan makna hidup.
Aspek Lingkungan berkait dengan Hubungan dengan alam dan lingkungan sekitar yang sudah tentu memengaruhi kualitas hidup. Gaya hidup yang selaras dengan alam menciptakan keseimbangan keberlanjutan.
Hj.R.Ngt. Susilawati Susmono merupakan pendiri dan pemilik ISAQTM© Center. Ia telah melahirkan lebih dari 8.000 karya dalam berbagai bentuk antara lain 144 buku dan 1.062 karya intelektual. 17 karya tari, 276 karya batik, 5.238 karya sastra, 122 karya video klip dan lagu serta 1.193 karya lukis. Karya-karya tersebut menjadi koleksi di Museum Serat Holistik Kehidupan Susilawati Susmono diSleman, DI Yogyakarta.
Kuliah umum hasil Kerjasama barahmus DIY dengan Museum SHK SS dan didukung oleh M5M Pro ini dihadiri oleh berbagai kalangan, diantaranya pemerhati museum, perwakilan dari Dinas Kebudayaan DIY, Dinas Pariwisata DIY, dan pemerintah kabupaten/kota, serta Masyarakat umum. Sebagai pemandu, Ki hajar pamadhi, Ketua Barahmus DIY. (Wempi Gunarto)