Gunungkidul,(kalaharinews.co)- Acara silaturahmi kebangsaan yang menghadirkan salah satu tokoh agama dan ulama terkemuka Gus Miftah sempat diwarnai isu-isu politik yang dikaitkan dengan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Gunungkidul. Muncul sejumlah poster atau gambar event yang juga menyuguhkan hiburan dari grup music Aftershine ini diduga bersama salah satu bacabup dan bacawabup Gunungkidul.
Mendengar hal itu Gus Miftah dengan tegas menampik bahwa silaturahmi kebangsaan yang selama ini dijalankan tidak ada kaitannya dengan agenda politik, khususnya Pilkada. Pernyataan ini disampaikan oleh Gus Miftah disela acara Silaturahmi Kebangsaan di Alun-alun Wonosari di tengah suasana politik yang semakin memanas menjelang pemilihan kepala daerah.
“Silaturahmi Kebangsaan ini adalah inisiatif saya sendiri sebagai orang yang begitu pahamnya dengan sumbangsih Pak Jokowi untuk negeri ini. Makanya kemudian saya inisiasi untuk membuat acara silaturahim kebangsaan. yang pertama pengen mengajarkan bangsa ini harus tahu bagaimana cara berterima kasih dalam hal ini, 10 tahun kepemimpinan Pak Jokowi saya pikir begitu banyak yang diberikan untuk bangsa ini,” tutur Gus Miftah saat di wawancarai awak media di rumah Dinas Bupati Gunungkidul, Rabu (17/07).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak hanya itu, agenda ini juga muncul untuk menjawab isu-isu dugaan diluar sana bahwa Presiden Joko Widodo pecah Kongsi.
“Ini baik-baik saja. Justru acara ini untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa kondisi hari ini Pak Prabowo Pak Jokowi Mas Gibran yang kemarin baru ketemu di Solo itu sangat baik-baik saja sehingga kalau ada bahasa-bahasa seperti itu tentunya kami yang mencintai bangsa ini sangat terusik,” imbuhnya.
Gus Miftah juga mendengar kabar bahwa ada sedikit peristiwa yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab seolah-olah acara silaturahmi kebangsaan ini ada kaitannya dengan pencalonan Bupati.
“Ini enggak ada kaitannya dengan politik sedikitpun. Kalau hari ini saya transit di rumah Pak Bupati ini Pak Bupati selaku bupati yang menjabat sahabat saya beliau masih Bupati enggak ada kaitannya untuk periode yang akan datang,” tegas Gus Miftah.
Lebih lanjut Gus Miftah menyampaikan, tidak boleh satu orang pun yang memanfaatkan acara ini untuk kepentingan politik. Salah satunya menyebarnya banner atau gambar-gambar baik yang beredar di sosial media maupun dipasang di sejumlah lokasi terkait event ini dengan diimbuhi gambar paslon.
“Jadi saya pastikan kalau ada banner di luar yang dibuat oleh panitia resmi itu Hoax,” ujarnya.
Meski demikian pihaknya tidak akan membawa kejadian ini ke ranah hukum atau melaporkan ke pihak yang berwenang terkait pilkada.
“Jadi masyarakat minimal tahu bahwa (gambar) itu bukan dari kami. Benar-benar acara Silaturahmi Kebangsaan, enggak ada unsur politik apalagi disebutkan dengan Pilkada mosok ya aku ngurusin Bupati,” imbuh Gus Miftah.
Dalam agendanya, Gus Miftah rencana akan melakukan Silaturahmi Kebangsaan ini di dua belas titik di seluruh Indonesia.
“Semalam kita buka di Colomadu rencana awal delapan sampai 12 titik dan ini benar-benar inisiatif kita untuk berterima kasih kepada Jokowi dan selamat datang Pak Prabowo dan Mas Gibran,” pungkasnya.