Gunungkidul,(kalaharinews.co) – Kasus gantung diri yang dilakukan Mukiyem (70) warga Padukuhan Nangsri, Kalurahan Giring, Kapanewon Paliyan pada 4 Oktober 2024 lalu menyisakan cerita mistis di lingkungannya. Pasalnya, selang 7 hari kematiannya, warga banyak bersaksi melihat fenomena penampakan terbangnya bola api yang dipercaya sebagai pulung gantung.
Pulung gantung menurut warga adalah bola api yang mengisyaratkan bahwa akan terjadi kasus gantung diri setelah penampakan di daerah tertentu.Cukup diresahkan dengan situasi ini, warga setempat berusaha melakukan pengusiran demi keamanan dan ketentraman di lingkungannya.
Pengusiran tersebut dilakukan karena ketakutan warga sangat beralasan. Kemunculan berulang-ulang bola api tersebut disaksikan lebih dari 15 orang yang saat itu sedang ronda keliling.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu warga juga berusaha untuk mengabadikan momen itu menggunakan handphone, tapi sayangnya bola api itu tidak tertangkap layar kamera Handphone.
Untuk menghindari kejadian ini berulang, warga berniat menggelar ruwatan dengan menghadirkan dalang khusus ruwatan setelah 40 hari dari kejadian. Selain itu setiap malam warga juga melakukan ritual “thoklik” selama 40 hari.
“Sampai sekarang kami warga dusun melakukan (ritual) pengusiran pulung gantung itu dengan klothekan ( membuat suara dengan alat kenthongan),” kata Mbah Sumar satu warga Padukuhan Nangsri, Senin (14/10).
Lebih lanjut Sumar menyampaikan, 24 tahun silam kejadian serupa pernah terjadi di hari yang sama.
Diketahui, Mukiyem semasa hidupnya tinggal bersama dengan anak dan menantu. Menurut warga Nangsri tidak ada hal-hal yang menunjukan keputusasaan sebagai alasan Mukiyem bunuh diri.
“Selama saya disini sampai mempunyai 4 cucu, melihat korban ya baik baik saja, tidak ada tanda tanda sakit atau permasalahan ekonomi keluarganya tergolong harmonis,” kata Yatin salah satu warga Nangsri.
Cerita itu dibenarkan oleh Carik Giring, Sigit Handoyo, selama beberapa hari terakhir pasca kejadian itu, sejumlah warga bercerita tentang peristiwa menyeramkan itu. Terkait kebenarannya, Sigit tidak mau berkomentar lebih banyak.
Warga berharap, dengan dilakukan ritual ini, kejadian bunuh diri atau yang dikenal dengan pulung gantung tidak terjadi lagi di wilayahnya.