Gunungkidul,(kalaharinews.co)- Hasil uji sampel makanan yang diduga menyebabkan keracunan di Playen beberapa waktu lalu telah keluar. Dari hasil tes lab tersebut, menunjukkan bahwa terdapat kontaminasi bakteri yang menjadi penyebab keracunan terhadap belasan warga dalam sebuah acara.
Uji laboratorium yang diambil pada tanggal 23 Mei 2024 oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul menjelaskan adanya Kapang (khamir) dan bakteria E-coli patogen, mikroorganisme dalam sampel yang diambil dari feses para korban.
Kasus keracunan makanan ini terjadi padan 23 Mei 2024, setelah beberapa warga ikut menghadiri acara tasyukuran yang digelar salah satu warga di Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dugaan keracunan ini pertama kali dilaporkan pada 26 Mei 2024, setelah beberapa warga di Desa Playen mengalami gejala seperti mual, muntah dan diare. Sebanyak 12 orang orang dilaporkan mengalami gejala keracunan, bahkan 2 orang diantaranya meninggal dunia.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Ismono, hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa makanan yang dikonsumsi warga tercemar oleh bakteri Salmonella dan E. coli.
“Sampel itu dikirim pada tanggal 29 Mei ke Labkesda DIY dan hasilnya keluar pada tanggal 6 Juni. Dan kami menemukan bahwa makanan yang disajikan dalam sebuah acara di desa tersebut tidak disimpan dan diproses dengan higienis, sehingga memungkinkan bakteri untuk berkembang biak,” jelasnya.
Menurut Ismono, bakteri mikroorganisme patogen dalam konsentrasi tertentu cukup mampu menyebabkan gangguan pencernaan bagi yang mengkonsumsinya. Jenis bakteri di parameter hasil pemeriksaan laboratorium tersebut paling sering menyebabkan gangguan pencernaan dan dari hasil pemeriksaan pada spesimen feses pasien yang mengalami keracunan juga ada terdeteksi kapang .
“Karena kita tidak bisa mengambil sampel makanan maka hanya ada kemungkinan,” kata Ismono.
Berdasarkan literatur yang diperoleh, E coli (EHEC) adalah patogen bawaan makanan yang menyebabkan penyakit usus pada manusia.
“Jadi kemungkinan dari faktor makanan yang kurang higienis. Kapang dan khamir bertanggung jawab atas pembusukan produk makanan. Beberapa kapang menghasilkan mikotoksin yang dapat menyebabkan keracunan akut atau kronis,” tutup Ismono.