Gunungkidul,(kalaharinews.co)- Universitas Pertahanan (UNHAN) melakukan survey titik sumber mata air guna mengairi pertanian di Kabupaten Gunungkidul. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut intruksi menteri pertahanan yang sekaligus sebagai Presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto saat meninjau sumber mata air di Banyusuco, Gunungkidul beberapa waktu lalu.
Salah satu titik sumber mata air adalah sungai bawah tanah Seropan yang ada di Kalurahan Ngeposari, Kapanewon Semanu. Dalam survey titik mata air ini perwakilan dari Universitas Pertahanan (Unhan).
Sebagai perwakilan Unhan Okri Oktavian mengatakan, Menhan Prabowo Subianto mengintruksikan untuk mensurvey 16 titik sumber mata air yang ada di Kabupaten Gunungkidul yang nantinya akan dimanfaatkan untuk pengairan pertanian di Gunungkidul.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami saat ini segera melaksanakan intruksi dari pak Menhan dengan mensurvey dan melihat langsung keberadaan sumber mata air tersebut dan juga menghitung debit dari air yang ada di dalamnya,” jelas Okri, Jumat (07/06).
Sementara itu Lurah Kalurahan Ngeposari Ciptadi mengungkapkan kegembiraannya karena salah satu wilayah yang menjadi titik proyek pengairan pertanian Kemenhan adalah di Kalurahan Ngeposari.
“Terimakasih kepada Menhan yang punya program yang memanfaatkan air sungai bawah tanah untuk kemakmuran para petani, karena mayoritas di Kabupaten Gunungkidul ini khusunya zona tengah, selatan itu pertaniannya sangat tergantung kepada air hujan,” kata Ciptadi.
Untuk survey yang dilakukan oleh Unhan di Kalurahan Ngeposari, Ciptadi mengungkapkan ada 2 titik sumber air yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh Unhan, yaitu sungai bawah tanah Seropan dan juga Sumber Ngereneng. Hingga saat ini, 2 sumber air yang ada di Ngeposari ini belum bisa diangkat untuk dimanfaatkan secara maksimal.
“Kedua titik ini debit airnya sangat besar, namun hingga saat ini belum bisa diangkat untuk dimanfaatkan buat pertanian, kemudian dari Ngereneng itu nanti seluruh Kalurahan Ngeposari bisa mendapatkan pengairan dari program tersebut,” ungkapnya.
Debit air yang ada di Seropan memiliki 780 liter per detik, yang saat ini sungai bawah tanah itu sendiri telah dimanfaatkan oleh PDAM Gunungkidul. Kendati demikian PDAM Gunungkidul belum memanfaatkan secara maksimal sumber sungai bawah tanah seropan.
“PDAM Gunungkidul belum ada 200 liter per detik, jadi masih ada 500 an liter per detik yang belum dimanfaatkan, kemudian kalau yang ada di Ngereneng itu kurang lebih 150 liter per detik debit airnya,” jelas Ciptadi.
Ciptadi optimis dengan memanfaaatkan sumber air di Ngereneng saja target Kemenhan bersama Unhan untuk mengairi 700 hektar pertanian bisa direalisasikan.