Gunungkidul,(kalaharinews.co) – Aksi nekad warga Padukuhan Ngasemrejo, Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen, Gunungkidul patut diacungi jempol. Masyarakat RT 13, 16 dan 18 khususnya berswadaya dana sekaligus tenaga untuk memperbaiki jalan yang sudah 20 tahun rusak. Mereka kecewa dengan pemerintah yang dinilai tidak peduli meskipun sudah berkali-kali mengajukan permohonan perbaikan.
Jalan yang diperbaiki berstatus jalan kabupaten yang turun menjadi jalan lingkungan, menghubungkan Kalurahan Gading dengan Ngawu. Itu merupakan akses satu-satunya bagi masyarakat RT 13, 16 dan 18 Padukuhan Ngasemrejo. Kerusakan sudah sejak tahun 2005 hingga sekarang juga belum tersentuh tangan pemerintah. Miris dengan kondisi tersebut, membuat warga harus rela berpatungan.
Seorang warga sekitar, Heri mengatakan sudah sejak 3 hari lalu warga melakukan perbaikan dengan material aspal daur ulang. Jalan sepanjang 800 meter akan dihitamkan sampai batas wilayah Kalurahan Gading. Warga berjibaku agar perbaikan jalan segera rampung dan aktivitas masyarakat tidak ada kendala.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dana sudah terkumpul tiga puluh jutaan rupiah. Bersumber dari swadaya warga tiga RT saja,” katanya, Minggu (13/07).
Sebelum muncul kesepakatan untuk berswadaya, berbagai upaya agar pemerintah turun tangan sudah ditempuh. Mengajukan proposal ke dinas yang membidangi pun berkali-kali. Bahkan menitipkan aspirasi melalui anggota dewan, meskipun dapat janji namun juga belum ada realisasi.
“Ya ada anggota dewan yang kita titipi agar ada perbaikan, tetap saja zonk. Sampai bingung mau gimana lagi,” ungkap Heri.
Ungkapan senada disampaikan oleh warga lainnya, Jaka. Ia merasa sangat kecewa dengan pemerintah yang dianggap abai dengan kondisi masyarakatnya. Jalan utama seharusnya menjadi prioritas pembangunan, namun kerusakan sudah sejak 2005 belum juga dibenahi.
“Kita bayar pajak juga tertib lho, warga sini rata-rata petani dan pedagang. Heran saja, kok benar-benar tidak dipikirkan,” gerutunya.
Selain merasa kecewa dengan pemerintah kabupaten, Jaka pun menyayangkan sikap pemerintah kalurahan yang terkesan tutup mata dengan perjuangan warga secara swadaya memperbaiki jalan. Menurut dia, tidak ada tolehan dari Pemkal Ngawu.
“Kalau tidak bisa menganggarkan, apa ya tidak ingin bersedekah ikut membantu masyarakat membenahi jalan. Kalau jalannya bagus, mereka (Pemkal) juga mestinya senang,” tutupnya.
Jaka berharap aksi warga 3 RT tersebut bisa menjadi catatan penting bagi pemerintah kabupaten untuk memprioritaskan jalur utama ekonomi masyarakat. Tentunya dalam melaksanakan rencana pembangunan, seyogyanya menimbang titik – titik yang harus didahulukan.